Advertisement

Main Ad

Mengubah Stigma Penyandang Disabilitas Kusta untuk Indonesia Inklusif


     Sewaktu kecil sering sekali ketika lewat depan rumah orang yang terkena penyakit kusta pasti orang-orang selalu berpesan”hati-hati kalau melewati rumah orang itu (orang yang menderita kusta) karena orang yang sakit kusta bisa menular”.Di benak saya penyakit seperti apa sih kusta itu? kenapa banyak orang yang beranggapan menjauh atau bahkan mencemoh si penderita adalah suatu solusi,apa tidak kasihan?!


    Pertanyaan tersebut akhirnya bisa terjawab ketika saya ikut menyimak live youtube Berita KBR pada hari Selasa,24 Agustus 2021 dengan tema"Yang Muda Yang Progresif untuk Indonesia Inklusif".Dengan dua narasumber yang Inspiratif yakni Agustina Ciptarahayu selaku CEO PT. Botanina Hijau Indonesia dan Widya Prasetyanti selaku Program Development and Quality Manager NLR Indonesia.Disebutkan bahwa 8.26 persen dari 21.84 penduduk indonesia adalah penyandang disabilitas.Dan ternyata penyandang disabilitas termasuk orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK).

  • Apa sih penyakit kusta itu?

    Kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae, yang menyerang kulit dan jaringan saraf perifer serta mata dan selaput yang melapisi bagian dalam hidung.Terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko penyakit kusta misalnya, memiliki kelainan genetik pada sistem imun,kontak fisik dengan hewan penyebar bakteri kusta seperti armandillo atau tinggal di area endemik kusta.

  • Apakah penyakit kusta bisa menular?

    Kebanyakan orang pasti berfikir kalau kusta itu mudah menular sehingga mudah bagi kita untuk menjauhi atau bahkan mencemoh orang yang pernah terkena kusta (OYPMK) namun,  kenyataannya tindakan itu salah hanya 2 dari 100 orang yang berisiko tertular.Dan harus digaris bawahi lagi bahwa hanya orang yang dalam kondisi kekebalan tubuhnya yang kurang baik atau mengalami gizi yang buruk yang gampang tertular, apalagi si penderitanya sendiri sudah mendapatkan pengobatan MDT (Multy Drug Therapy) maka resiko menularpun sudah tidak ada. Jadi apabila kita menemukan seseorang atau bahkan diri kita yang terkena kusta segera konsultasi ke dokter atau puskesmas terdekat agar mendapatkan penanganan segera dan penyakitnya pun tidak bertambah parah.

  • Mengubah stigma masyarakat dengan memperdayakan disabilitas kusta 

    Acara yang di pandu oleh kak Ines merupakan suatu acara yang menggagas kegiatan kelompok muda yang menghasilkan program dan inovasi.Dengan harapan  mereka yang disabilitas kusta bisa lebih gampang dalam mengakses layanan umum maupun layanan dasar kesehatan guna untuk memenuhi hak mereka.

    Seperti apa yang disampaikan oleh mbk Widya dari NLR Indonesia. Beliau menyebutkan bahwa NLR punya beberapa program untuk disabilitas kusta atau OYPMK diantaranya penyuluhan kesehatan dan pengobatan kusta dengan motto indonesia bebas kusta. Memang tidak bisa dipungkiri yang lebih difokuskan NLR yakni pendampingan pasien kusta agar bisa diterima di lingkungan masyarakat. Terlebih lagi mengenai stigma, baik stigma dalam diri maupun stigma yang melekat dimasyarat yang merupakan penghambat terbesar dan menjadikan diskriminasi diberbagai aspek. maka dari itu NLR  membuka ruang -ruang kesehatan.

    Selain itu, ada program peer counseling secara khusus bagi penderita kusta dengan tujuan siapa saja yang terkena kusta bisa semangat dan bangkit lagi untuk membangun mimpi. NLR juga memberikan ruang ketenagakerjaan bagi penderita disabilitas kusta atau OYPMK untuk bekerja di kantor NLR. Tentu saja dengan kondisi fisik yang terbatas menjadikan mereka kehilangan kesempatan kerja. Memberi pekerjaan untuk mereka dengan tujuan supaya mereka bisa bersemangat,percaya diri dan mampu berkarya sehingga tidak ada rasa terkucilkan dalam masyarakat karena sejatinya semua orang punya hak dan kesempatan yang sama. Terlihat dengan jelas peran NLR dalam menghapus stigma disabilitas kusta.

   Ada satu program yang patut mendapatkan apresiasi yaitu program"suka"dimana dari pihak NLR mensosialisasikan dan mengajak dari satu kampus ke kampus yang lain untuk mengetuk hati para mahasiswa agar turut ikut ambil andil menjadi seorang volunteer atau relawan.

    Tidak kalah dengan mbk Widya, Mbak Tina sapaan akrab PT Botanina Indonesia. Beliau juga mengajak dan memberikan peluang bagi penyandang disabilitas kusta untuk bekerja di perusahaanya yang bergerak dibidang health and beauty products.Pemberian magang untuk disabilitas kusta atau OYPMK tentu saja disesuaikan dengan kondisi mereka masing-masing maka dari itu setiap kali mereka masuk ke Botanina harus diketahui backgroundnya terlebih dahulu agar pekerjaan yang diberikan kepada mereka tepat dengan skill mereka. Menurutnya seorang pekerja yang disabilitas low vision ternyata mempunyai penciuman yang sangat tajam sehingga cocok ditempatkan di produksi yang mengandalkan aroma.Dan beda lagi untuk autisme yang sangat cekatan mengemas barang sehingga cocok ditempatkan dipengemasan produk paket merchandise.Dari pengalaman tersebut maka mbak Tina menyebutkan seseorang yang mempunyai keterbatasan fisik juga mampu berkarya.

  • Kisah inspiratif penyandang kusta

    Dalam kesempatan tersebut kak Ines juga menghadirkan mbak Geby dalam telewicara. Mbak Geby adalah pasien kusta yang berasal dari NTT.Mbak Geby menceritakan kisahnya yang mengalami lumpuh ringan sehingga membuat kemamppuan fisiknya terbatas.Sekarang mbk Geby merasa bersyukur dan berterimakasih kepada NLR yang sudah memberikan pengetahuan tentang kusta dan juga mensupportnya sehingga mampu membangun kepercayaan diri.Alhamdulilllah kini mbak Geby dalam masa pemulihan dan masih berkarya menenun dengan tangannya.

    Dalam kondisi apapun yang terjadi kepada disabilitas kusta atau khusunya orang yang pernah terkena kusta (OYPMK) adalah kondisi yang tidak pernah diharapkan oleh siapapun.Mengubah stigma bagi mereka adalah hal yang terbaik untuk meringankan beban mereka. Jika mereka diperhatikan secara khusus bukan berarti mereka tidak akan seperti kita mereka akan tetap produktif dan berkarya khususnya dalam bidang ketenagakerjaan sehingga mampu terciptanya kehidupan indonesia inklusif sepenuhnya.

Posting Komentar

0 Komentar