Advertisement

Main Ad

Anakku Cerminku

 Anakku Cerminku





Aku adalah ibu satu anak, dan aku juga suka dunia anak sehingga kegiatan sehari-hariku pun tak lepas dari dunia anak. Aku mengajar di TK di daerah salah satu kota Lamongan. Membahas tentang anak tak akan ada habis nya karena anak itu merupakan amanah dan sekaligus titipan yang harus kita jaga.Dan siapakah yang wajib menjaga anak?tentu saja orang tua,bukan guru ataupun tetangga.sebagai orang tua kita punya kewajiban memberikan pendidikan dan juga orangtua sebagi contoh perilaku anak 
seperti sabda Rasulullah SAW 

"kullu mauludin yuladu 'alalfitrah" yang artinya setiap anak dilahirkan secara fitrah atau suci dan kedua orangtuanya nya lah yang menjadikan mereka Yahudi,Majusi atau Nasrani

begitu penting peran orangtua khususnya bagi saya sendiri, yakni seorang ibu. Ibu dintuntu untuk bisa menjadi madrasah pertama anak, meski anak mendapatkan pendidikan diluar sana peran ibu sebagai madrah pertama tidak bisa tergantikan atau dihapus.

Penyair hafizd Quran yang bernama Ibrahim menyebutkan dalam syairnya “ Al – Ummu Madrasatul Ula, Iza A’dadtaha A’dadta Sya’ban Thayyibal A’raq”  yang artinya, “Ibu adalah madrasah atau sekolah pertama bagi anaknya, jika engkau persiapkan dia dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya”.

jadi berbekal dari situ saya berusaha mempersiapkan diri saya agar bisa menjadi tempat pendidikan yang pertama dan terbaik bagi anak saya. 

sebut saja "Khanza" panggilan akrab buat anak saya. Anak saya sekarang berada pondok pesantren yang berada di widang tuban. Dia sekarang duduk di bangku kelas 5 MI, "mbak khanza" biasanya kalau saya memanggilnya. singkat cerita kenapa mbk khanza saya taruh di pesantren padahal masih MI/SD. Dulu saya adalah seorang janda dan sejak kecil sampai kelas 3 MI mbk khanza sering sakit-sakitan dan sampai sekarang pun masih sering sakitan-sakitan. Anak yang broken home itu menurut saya anak yang kropos dalamnya  meskipun luarnya baik-baik saja. dan saya berusaha mencari wawasan tentang anak yang broken home dan akhirnya pilihan terakhir saya yakni memberikan pendidikan pondok pesantren bagi mbk khanza.

mbk khanza menurut saya anak yang cerdas dia sudah mampu berfikir kritis dan saya sebagai seorang ibu tentu saja sering kena kritikannya hehehe....

sejak kecil sampai sekarang saya dan mbk khanza  tidak pernah meninggalkan yang namanya komunikasi dengan anak. Pada suatu ketika ketika mbk khanza pulang dari pondok dan saking sibuknya saya mengabaikan mbk khanza. kesana kemari yang saya pegang dan saya perhatikan cuma hape sontak membuat mbk khanza marah kemudian berkata mami lebih sayang dan mementingkan hape dibanding anaknya. saya terkejut kemudian saya taruh hape  dan  saya berusaha berkomunikasi dengan baik dengan mbk khanza.

selain kejadian tadi ada pula kejadian yang seperti ini. karena kegiatan saya juga kan tidak bisa terlepas oleh hape. Suatu hari saya dan mbk khanza sama-sama pegang hape dan kemudia terdengar sebuah azdan lalu saya berkata "mbk khanza sholat dulu berhenti main hp nya" kemudian mbk khanza menjawab '' mami sendiri kenapa masih pengang hape kok tidak sholat, kalau mami nyuruh anaknya sholat ya mami juga sholat''. seperti disambar petir saya mendengar mbk khanza bilang seperti itu. dan masih banyak kejadian lagi yang membuat saya sadar bahwa anak itu cermin dari pada orangtua ketika kita menginginkan anak yang baik,pintar dan sholeha kita sebagai orangtua juga harus bisa demikian.     

 ketika kita mengingginkan anak kita menjadi anak yang rajin, sholeh dan sholeha kita sebagai orangtua khususnya ibu ya juga harus rajin ,sholeh dan sholeha . jadi singkat kata lihatlah anakmu karena didalam diri anak mu adalah cerminan perilakumu.

tentunya kita sebagai manusia tidak lah sempurna, tulisan ini saya tujukan kepada pembaca dan khusunya saya sendiri , ayo kita sama-sama membenahi diri dengan ilmu dan wawasan perbanyak ibadah dan selalu berbuat baik kepada semua orang karena kita lah orangtua yang bisa mendidikan putra-putri kita menjadi manusia yang berilmu,beradab dan juga bermartabat . 




Posting Komentar

0 Komentar